Sabtu, 19 Januari 2013

Jakarta

Jakarta Banjir
Jakarta Siaga
Pray4Jakarta

2 minggu ini bacaannya hanya itu saja. 
bosan dengar berita itu. tapi lucu Tuhan taruhkan sesuatu pada hati saya
ketika semua orang mencari tahu alasan kenapa jakarta banjir 
Tuhan bawa saya melihat kenyataan yang "lucu" ini.

kemarin pagi jam 4 saya bangun. berasa ga bisa tidur dan saya memutuskan untuk berdoa dan bersaat teduh. didalam keheningan dan bunyi rintikan hujan, kegelapanpun menyelimuti. DibawaNya saya dalam pikiran tanpa batas. 

takut, resah, gelisah. 
itu yang saya rasakan, ya saya takut kesendirian dan gelap sunyi merasa tidak aman. saya bilang dalam hati bahwa saya tidak sendiri ada Yesus disamping saya, jiwapun tenang. saya berpikir ini sesuatu yang menakutkan tapi indah, mengkhawatirkan tapi tenang. saya sebut itu situasi terikat/tergantung. 

saya tanya Tuhan, "Tuhan apa yang mau kau tunjukkan pada saya tentang tergantung ini?"
Tuhan memberikan saya gambar kota jakarta yang lumpuh akibat banjir. dan akhirnya dibukakan saya pada pengertian ini

Jakarta
Jakarta dikenal sebagai pusat ibu kota, terkenal dengan semua serba ada, dikenal sebagai pusat dari semua perputaran yang ada di indonesia. jakartapun dikenal sebagai kota yang individualis lihat saja persaingan, dan social yang rendah. banyak orang bilang kalau sudah tinggal di kota jakarta baru maju, banyak pula yang menyebutkan diluar jakarta itu ketinggalan jaman. 
sombong
banyak timbul rasa sombong dan persaingan kekayaan di jakarta. buktinya dengan adanya gedung-gedung tinggi, mal-mal megah, city block dan lain-lainnya. banyak orang di jakarta berlomba-lomba membeli rumah/ membangun gedung sana sini untuk membuktikan siapa yang terhebat. sombong. 

dengan segala kemudahan akses dan fasilitas membuat jakarta lupa. lupa bahwa jakarta hanyalah jakarta. yang suatu saat saya tidak tahu Tuhan bisa saja "wusssssss" dan jakarta lenyap dengan satu hembusan

banjir
dan banjir? kenapa banjir? kenapa bukan tsunami Tuhan? kenapa harus banjir ya Tuhan?. 
banjir menurut saya bukan sesuatu yang besar, tidak kayak tsunami atau gunung meletus ato angin topan kenapa banjir. menurut saya banjir itu sesuatu yang "kacangan" ditingkat bencana karena ya itu dibuat oleh manusia kan?
dan Tuhan bilang "benar"

"Aku yang mahakuasa hanya butuh meneteskan satu tetes air ke Jakarta untuk melumpuhkannya"

cukup dengan hujan deras 3 hari saja jakarta tidak berdaya dan lumpuh, segala aktifitas terhenti. apalah saya haruskan saya sombong? dan apalah kuasa orang jakarta, katakan kuasa apa yang dimiliki? 
tidak ada
ironis

saya terdiam, dan saya tertegur 

hidup ini hanyalah kasih karunia, karena kesempatan yang diberikan oleh Tuhan kita bisa hidup, tanpa pertolongannya kita hanya debu yang siap disapu dan dibuang. 
hidup kita tidak bergantung pada listrik, makanan/minuman atau kekayaan.

hanya satu Tuhan 

Mzm 88:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud. (8-2) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan. 8:2 (8-3) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam. 8:3 (8-4) Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: 8:4 (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia 1 , sehingga Engkau mengindahkannya?8:5 (8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat 2 . 8:6 (8-7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: 8:7 (8-8) kambing domba dan lembu sapi sekalian,juga binatang-binatang di padang;8:8 (8-9) burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. 8:9 (8-10) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
God bless




Tidak ada komentar:

Posting Komentar