hampir selalu berisikan tentang referensi
referensi yang berisikan tentang support,
atau inspirasi atau bantuan dari buku lain
namun cerita utama tetaplah apa yang diisikan sang penulis.
referensi hanyalah penolong dan fasilitas.
meski referensi itu penting dia tidak bisa menjadi yang terutama
karena referensi hanyalah kutipan
saya berpikir akhir-akhir ini tentang kenapa saya harus kembali ke Indonesia
ketika saya harus dicabut dari suatu komunitas didalam gereja dan sekolah, dimana saya bisa berlindung
saya bisa merasa nyaman karena ada dukungan dalam doa dan daya.
saya bisa tertawa, saya bisa menangis didalamnya bersama-sama
saya bisa bergantung
bergantung
ya bergantung pada sebuah komunitas dan keadaam
ketika kata itu terucap, hati terasa aman, dan otak tertidur
tangan Tuhan yang maha kuasa itu mencabut saya
berontak, ya saya berontak bagaikan seorang anak kecil yang tidak diperbolehkan bermain bersama teman-temannya.
kesepian, kehilangan dan merasa sendirian, itu yang saya rasakan. itu sudah terjadi selama tahun 2012. mengapa saya menuliskan ini lagi, karena ini terjadi hampir berulang kali. mungkin saya ga dicabut. tapi orang lain yang pergi, atau kami bertengkar dan membuat orang itu tidak nyaman lagi atau kecewa dsb. sering kali saya minta 1 saja Tuhan yang bisa saya percaya, dan tukar atau panutan pendapat, anyway saya ga menulis tentang pasangan hidup :) . tiba-tiba saya teringat akan ayat yohanes 14:16-30
14:16 Aku akan minta kepada Bapa , dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, 14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu
untuk sekian kalinya Tuhan mengingatkan saya tentang fullness in God (utuh didalam Tuhan) atau sinergi dengan Tuhan bersatu atau bergantung denganNya bukan yang lain. semakin hari semakin disadarkan dengan keberadaan roh kudus. dan mulai menyadari kalau ga ada roh kudus, saya bisa kemana? kemanakah saya mau berjalan tanpa ada pegangan yang pasti. ketika tidak ada suara orang lain, suara roh kudus semakin terdengar.
Intimacy
saya semakin menyadari saya tidak dapat begantung dengan siapa-siapa. orang tua, kakak, adik, sahabat, teman, pendeta, siapapun orang-orang disekitar saya Tuhan taruhkan sebagai referensi yang bisa dikutip namun tetap bukan cerita utama. saya merasa inilah hal paling romantis yang pernah Tuhan tumbuhkan dalam hati saya, seperti seseorang yang sangat cemburu dan meninginkan keutuhan saya secara keseluruhan bahkan Dia mau merelakan apa saja untuk mendapatkan saya. Dia menginginkan saya yang apa adanya, baik atau buruknya saya, seperti pertahanan diri saya dibukanya satu demi satu. saya sebut ini intimacy. (inti -> yang utama, ya saya dan Tuhan adalah cerita utama)
intimacy adalah hal yang sifatnya private tidak menginvolve orang lain, barang atau keadaan. seperti halnya pernikahan banyak belajar dari orang tua, om dan tante, pendeta bahkan pasangan lain bahwa suka duka, senang atau susah, sakit atau sehat dan lain-lain dihadapi bersama tanpa mengenal keadaan karena sudah menyatu. dan ini membuat saya mengerti mengapa saya dipanggil keluar dari malaysia. ya karena iman yang saya miliki adalah iman rame-rame. iman yang bergantung pada orang lain, keadaan bahkan atmosfir. dulu saya sering berkata saya tidak merasakan adanya Tuhan padahal banyak saya berkata Tuhan maha hadir. karena musik dari gereja yang kurang saya berkata, atmosfir Tuhan tidak ada. sering saya mengatakan itu ketika saya masuk dalam tahap intimacy saya sadar saya Tidak merasakan Tuhan karena diri saya dan hati saya bukan karena situasi karena apapun yang terjadi Tuhan tetap mengasihi saya dan Dia ada di dalam saya.
intimidasi
intimidasi ini lahir karena keadaan. saya pernah dalam posisi ini ketika saya hidup percaya karena keadaan, saya sering merasa bersalah bahkan berlebihan sampai merasa tidak layak diampuni, padahal faktanya Tuhan adalah maha pengampun. ya saya menjadi Tuhan atas diri saya, membuat saya sadar selama ini saya tidak percaya sama Tuhan, saya tidak kenal siapakah Tuhan itu. ini karena tidak adanya intimacy denganNya, karena intimacy menciptakan rasa percaya karena semakin mengenal, intimacy membuat saya mengenal characternya lebih lagi. semakin mengenal yang disuka dan tidak, semakin mengenal tujuanNya. saya semakin dibuatnya mengenal Dia. ketika saya diintimidasi Tuhan berkata kepada saya bahwa itu adalah bukti kongkrit dan nyata bahwa saya tidak mengenal siapa Tuhan itu dan apa itu kasih karunia. dan disitu saya tersungkur menghadap tahta "im sorry Lord... let me know the real You as who You are and not like what I imagine"
berkenalan (lagi)
mengawali perkenalan lagi, rasa takut sering mengancam tapi membuat saya semakin mengerti hidup saya sangat bergantung dengan Tuhan. semakin lagi menyadari bahwa dunia ini kejam, semakin menyadari hidup ini penuh ancaman, ya saya butuh dan bergantung pada kasih karunia.
bilangan 6:24-26 TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.08/01/13
-Sarita Rahadian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar